Image
 Udah 27 tapi belum bikin thanks 26 dan review 2024.  On Vacay.

25 Ribu

 "Panasss" jawab gue setiap ditanya: "Gimana OJTnya?"

Seminggu lalu, gue ditugaskan untuk OJT di Cirebon.

OJT-nya jangan dibayangin observe kantor cabang, memahami profil dan bisnis perusahaan di sebuah ruangan yang ber-AC.

Jangan.

Jauh dari itu.

--

Gue ditugaskan untuk OJT Mekaar, yakni sebuah pembelajaran bagi karyawan baru untuk mengenal lebih dalam terkait bisnis Mekaar. Yang gatau Mekaar itu apa, cek aja di sini yah.

Sekarang, coba bayangkan Kota Cirebon.

Selain kota udang, Kota Cirebon adalah kota yang PANAS POL.

Kalo ditanya panasan mana sama Bekasi atau Jakarta, gue gak bisa bandingin karena meski banyak beraktivitas di dua kota tersebut, gue jarang keluar ruangan berjam-jam.

Nah, OJT ini, gue didorong untuk berkelana, motoran, mengelilingi Cirebon, khususnya Kecamatan Harjamukti. Petualangan ini dimulai pukul 9 pagi hingga 9 malam selama dua hari penuh bersama Account Officer (AO).

--

Di hari pertama, gue berkelana bersama Teh Ririn. Selain panas yang kami hadapi, kami juga melewati tambang pasir yang penuh debu. Ini videonya. :')


Meski lunglai ditambah panas dan debu, gue seneng banget karena kumpulan ibu-ibunya terbilang lumayan rame dan cukup antusias.

--

Ibu-ibu yang dibantu oleh Mekaar merupakan ibu-ibu yang produktif. Mereka bantu suaminya untuk mencari nafkah. Ada yang jualan gorengan, kue, sembako.

Simpelnya, secara teori, peran gender dibagi menjadi 3 jenis: produksi, sosial, dan reproduksi.

Maka, ibu-ibu nasabah Mekaar memenuhi ketiga peran tersebut.

WOI INI BUAT KPM YANG AMBIL PEMINATAN GENDER BAGUS BANGET BUAT PENILITIAN!!

Kalo di-breakdown si ibu punya usaha masuk ke peran produksi; mereka diwajibkan untuk membentuk kelompok, ada yang jadi ketuanya. Setiap minggunya mereka wajib saling bertemu untuk membayar tagihan. Kegiatan ini bisa dikategorikan ke peran sosial; sedangkan peran reproduksinya, lo bisa liat aja foto di bawah ini:

Ada contoh foto lain tp menyusul ea.

Cukup menggambarkan, bukan?

--

Hari kedua, gue berkelana bersama Teh Putri.

Buat yang nungguin apa maksud dari judul gue, inilah penjelasannya.

Saat bersama Teteh Putri, ada anggota kelompok yang kesulitan membayar. 

Angsuran ibu tersebut 100 ribu per minggu. Beliau hanya bisa membayar 75 ribu.

"25 ribunya mana, Bu?" 

"Gak ada, teh. Sore ya, teh?"

"Ibu pasti punya sekarang, bayar bu."

"Demi Allah ga ada, teh. Saya udah nyebut demi Allah artinya beneran gak ada."

DEGH.

25 RIBU.

Gue langsung membayangkan bahwa 25rb bisa semudah itu gue keluarin untuk jajan. Sedangkan bagi si ibu, 25 ribu harus ketemu sore dulu.

Rasanya gue pengen bantu "yaudah bu, saya yang bayarin dulu" tapi gaboleh gituu!!

Khawatir ibu tersebut jadi kebiasaan dan berdampak buruk kepada anggota lain yang lebih patuh membayar.

Seusai OJT, gue jadi lebih menghargai profesi AO. Walaupun sebelum ojt, gue udah salute banget sm AO. Kek, KALIAN KEREN DAN KUAT BANGET, SIST.

Cuma dua hari ngikutin AO aja gue udah kepanasan, ketiduran di rumah nasabah, encok pinggang - punggung, belum lagi harus sabar ngadepin nasabah yang nunggak. Gimana jadi AO yang setiap harinya kayak gitu??

Buat temen-temen Harjamukti yang baca ini (cie gitu), kalian semangaat yaa didoain semoga betah, punya karir yang baik, terus semangat dan sehatt selalu. Aamiin. 

Udah gitu ajh.

Bonus futu-futu.

Foto Bersama Pinca Cirebon. Tebak ak yg mana.

Foto bersama Srikandi Mekaar Harjamukti

Simbolis pemberian helm kepada Teh Dhea, KUM Harjamukti


Bye.


Comments

Popular posts from this blog

Questions

Bahas Film Maharaja