Oh baby, with all this mess, I still save you a space Capture and try all viral photobooths or spinning spirals in the woods Wearing red, black, or blue, but the crowns are made for us two Don't mind lying on my floral, 'cause I am not bothered with your Arsenal We can replace that football team, 'cause I just want to keep the rhythm
Cerita
- Get link
- X
- Other Apps
Menyoalkan persoalan romansa-
Rasanya dulu semuanya gampang untuk ditebak siapa yang jahat siapa yang jadi korban atas jahatnya seseorang dalam ikatan romansa.
Rasanya kita bakal nyalahin orang yang mutusin pasangannya yang lagi sayang-sayangnya tanpa mengetahui alasan orang tersebut memutuskan hubungan romansanya. Lalu mengasihi pasangan yang lagi sayang-sayangnya ini karena diputusi oleh manusia yang ga punya hati.
Rasanya gampang untuk membedakannya. Mudahnya kita mengkotak-kotakkan persoalan.
Namun semakin berjalannnya waktu....
Ternyata memang tidak semudah itu untuk membedakan siapa yang jahat dan siapa yang dijahati.
Karena setiap tindakan sesorang pasti ada alasannya.
Kita nggak tau bahwa ternyata orang yang memutuskan hubungan itu sudah menyimpan rasa bimbangnya sepanjang waktu dan memutuskan hubungan agar tidak ingin terlalu jauh jalannya.
Atau memikirkan bahwa orang yang ia sangat sayangi ini tidak akan bahagia bersamanya dengan kondisi hidupnya yang sakit-sakitan.
Memutuskan demi kebahagiaan orang yang diputusi hubungannya meski menelan sakit yang tidak lebih perih. Siapa yang tau?
Ya, kita semua pernah menjadi orang brengsek di salah satu/salah dua/beberapa cerita orang lain.
Jika menyematkan ikhtisar pengalaman romansa gw, rasanya sedari dulu gue merasa bahwa gua adalah orang yang selalu dijahati.
Diduain,, trs diputusin di saat lagi sayang-sayangnya... di-phpin karena gaboleh pacaran tp 6 bulan kemudian jadian dgn orang lain,,, ditinggal jadian dengan cewe lain setelaah dekat lebih dari 6 bulan..
See? Gue di dalam cerita gue sendiri adalah orang yang menyedihkan.
Kita adalah orang yang baik di cerita kita. Selalu akan menjadi orang baik di versi cerita kita tanpa menyematkan sudut pandang orang yang udah 'jahat'in kita.
Namun tibalah waktunya, gue mulai merasa kalo gue jahat di dalam cerita gue sendiri. Meski pada akhirnya, gue bikin 1000 alasan yang membalikkan perspektif suoaya gue tetap baik di cerita gue sendiri.
Atas kejadian tersebutlah gue sadar bahwa orang yang yang pernah berbuat jahat kepada gue mungkin aja memiliki 1000 alasan atas tindakannya.
Entah demi kebahagiaan dia sendiri atau juga kebahagiaan bersama. Rasanya atas kejadian tersebut (gue yg mulai jahat), semua sakit yang masih tertinggal dari peromansaan sebelumnya, luruh begitu aja. Mengingat tindakan mereka para mantan dan gebetan ini pasti punya alasannya.
Akhir kata:
Memaafkan orang-orang yang sudah mematahkan hati berkali-kali,
Membawa kita ke dalam diri yang lebih berarti.
Rasanya dulu semuanya gampang untuk ditebak siapa yang jahat siapa yang jadi korban atas jahatnya seseorang dalam ikatan romansa.
Rasanya kita bakal nyalahin orang yang mutusin pasangannya yang lagi sayang-sayangnya tanpa mengetahui alasan orang tersebut memutuskan hubungan romansanya. Lalu mengasihi pasangan yang lagi sayang-sayangnya ini karena diputusi oleh manusia yang ga punya hati.
Rasanya gampang untuk membedakannya. Mudahnya kita mengkotak-kotakkan persoalan.
Namun semakin berjalannnya waktu....
Ternyata memang tidak semudah itu untuk membedakan siapa yang jahat dan siapa yang dijahati.
Karena setiap tindakan sesorang pasti ada alasannya.
Kita nggak tau bahwa ternyata orang yang memutuskan hubungan itu sudah menyimpan rasa bimbangnya sepanjang waktu dan memutuskan hubungan agar tidak ingin terlalu jauh jalannya.
Atau memikirkan bahwa orang yang ia sangat sayangi ini tidak akan bahagia bersamanya dengan kondisi hidupnya yang sakit-sakitan.
Memutuskan demi kebahagiaan orang yang diputusi hubungannya meski menelan sakit yang tidak lebih perih. Siapa yang tau?
Ya, kita semua pernah menjadi orang brengsek di salah satu/salah dua/beberapa cerita orang lain.
Jika menyematkan ikhtisar pengalaman romansa gw, rasanya sedari dulu gue merasa bahwa gua adalah orang yang selalu dijahati.
Diduain,, trs diputusin di saat lagi sayang-sayangnya... di-phpin karena gaboleh pacaran tp 6 bulan kemudian jadian dgn orang lain,,, ditinggal jadian dengan cewe lain setelaah dekat lebih dari 6 bulan..
See? Gue di dalam cerita gue sendiri adalah orang yang menyedihkan.
Kita adalah orang yang baik di cerita kita. Selalu akan menjadi orang baik di versi cerita kita tanpa menyematkan sudut pandang orang yang udah 'jahat'in kita.
Namun tibalah waktunya, gue mulai merasa kalo gue jahat di dalam cerita gue sendiri. Meski pada akhirnya, gue bikin 1000 alasan yang membalikkan perspektif suoaya gue tetap baik di cerita gue sendiri.
Atas kejadian tersebutlah gue sadar bahwa orang yang yang pernah berbuat jahat kepada gue mungkin aja memiliki 1000 alasan atas tindakannya.
Entah demi kebahagiaan dia sendiri atau juga kebahagiaan bersama. Rasanya atas kejadian tersebut (gue yg mulai jahat), semua sakit yang masih tertinggal dari peromansaan sebelumnya, luruh begitu aja. Mengingat tindakan mereka para mantan dan gebetan ini pasti punya alasannya.
Gue merasa gue mulai menjadi orang yang lebih luas memandang sebuah cerita. Ga gampang lagi untuk mengkotak-kotakkan dia salah. Toh, semua orang berhak bahagia atas kehidupannya masing-masing.
Akhir kata:
Memaafkan orang-orang yang sudah mematahkan hati berkali-kali,
Membawa kita ke dalam diri yang lebih berarti.
- Get link
- X
- Other Apps
Popular posts from this blog
Attachment Style
Hayiii! kembali lagi dengan per-tes-an duniawi~ Tes Love Language udah, DISC udah, MBTI udah. Sekarang yang lagi rame: Attachment Style. Apa sih Attachment Style? Attachment theory is a psychological theory that attempts to explain how people form and maintain relationships, particularly those between a child and their caregiver. These internal working models guide their later relationships with others, shaping how they approach intimacy, trust, and emotional regulation. Gampangnya, teori untuk mengidentifikasi tipe seseorang dalam membentuk dan memelihara hubungan. Terbagi jadi empat tipe: 1. Disorganized/fearful-avoidant 2. Avoidant/Dismissive 3. Anxious/preoccupied 4. Secure Lengkapnya ada di sini Tes ini pendekatannya ada dua yaitu hubungan kita dengan caregiver atau orang yang emang deket sama kita (ibu, ayah, pasangan) dan general . Desclaimer bahwa hasil tes ini tentu dinamis karena bergantung dari apa yang kita rasakan dan alamin saat ...
Comments
Post a Comment