Pilihan Karir 2022
- Get link
- X
- Other Apps
Hehhehehe.
Assalamualaikum. Gue bingung mau minta maaf tapi minta maaf ke siapaa??
Ya, mungkin kepada diri sendiri karena tidak berkomitmen dalam mengisi blog yang usang ini.
Kali ini, gue mau meng-update perjalanan karir gue di tahun 2022. Gue bakal bahas lengkapnya (mungkin) di cerita akhir tahun.
Berhenti bekerja
Tepat 2 tahun bekerja di perusahan yang di cerita ini, gue memutuskan untuk tidak melanjutkan kontraknya.
Alasannya, pilihan karir jangka panjang gue. Gue meyakini bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk menentukan career path gue. Mengingat gue udah 24 tahun otw 25,. Kualifikasi umur sebagai entry level udah di ujung tanduk.
Tentu terdapat alasan dan faktor lain yang lebih kompleks.
Sebelum gue dapet kerjaan, gue mutusin kontrak. Iyak, betul. Gue mengambil resiko untuk nganggur. Tapi entah kenapa, pilihan tersebut salah satu keputusan terbulat yang pernah gue buat. Gue cuma percaya aja kalo pilihan gue ini paling tepat dan Allah gak bakal biarin gue jatuh. Pasti ada aja jalan.
Bersyukur bahwa gue punya privilege untuk mengambil keputusan ini (re: nganggur). Awalnya, bokap nyokap mengiyakan atas keputusan gue. Tapi di pertengahan, mereka mulai agak ragu, "kamu yakin? Sekarang lagi susah, loh, nyari kerja."
Cukup goyah karena bokap nyokap yang seharusnya dan biasanya mendukung buat gak lanjut di perusahaan ini, kok, tiba tiba ragu? Balik lagi, gue yakin kalo gue milih bertahan, gue pasti akan nyesel suatu saat. Gue meyakinkan bokap nyokap kembali atas pilihan ini. Menenangkan mereka kalo gue bisa lewatin timeline ini. Plus, adek gue yang kedua juga udah mulai kerja. HAHAHA. Alias beban bokap nyokap ga akan besar. Gue juga masih ada tabungan alias ga akan banyak minta ke mereka.
Gue merancang plan untuk mengisi masa pengangguran gue. Mulai dari stick to the habit, ikut digital marketing course, hingga pelatihan menulis.
Masa Nganggur
1 Oktober 2022 menjadi Sabtu pertama gue untuk tidak bekerja karena telah resmi menjadi pengangguran. Bahayanya jadi pengangguran adalah rutinitas yang ngga kekontrol. Oleh karena itu, sebisa mungkin gue mempertahankan habit gue.
Setiap harinya, gue edit cv gue sesuai keperluan posisi yang gue target. Awal mulanya, gue kekeuh cuma mau melamar di posisi content writer. Gue nyari di dua platform: Jobstreet dan Glints.
Dalam satu minggu, gue gak dapet kabar apapun dari employer atau recruiter. Wondering, kenapa susah banget, sih, dapet posisi content writer?
"Susah banget nyari kerja posisi content writer dari dulu" keluh gue kepada Lelo, temen SMP gue, di sebuah cafe setelah poundfit bareng.
"Emang belum rejeki di situ kali, Fla " jawab Lelo
DEG.
Simple tapi kena banget, tsay.
Hari senin di minggu kedua pun gue mulai luluh untuk apply di posisi Digital Marketing.
Gue juga liat kalau mau cepet diproses oleh recruiter, maka lo harus cepet juga apply-nya. Jadi di saat recruiter drop loker, lo harus hari itu juga buat apply. JANGAN KELAMAAN.
Dengan strategi gercep dan juga ATS CV, Senin gue apply, Rabu udah diminta untuk interview. Berlanjut sampai tiga minggu selanjutnya di bulan Oktober.
"Nikmatin jadi pengangguran." They said
MANA ADA. Dalam tiga minggu, weekdays gue beneran sleepless. Bahkan, di minggu kedua, gue ikut mini course juga, gue keteteran.
Gue isi form, ikut psikotest, ngerjain task sebelum wawancara, wawancara online, wawancara offline. SibuK brO. Plus, makan hati banget karena lo berada di fase antara harapan dan ketidakpastian.
Sampai akhirnya, gue merasa berpeluang besar untuk diterima di sebuah perusahaan berlokasi di Pantai Indah Kapuk. And guess what? Posisinya adalah posisi yang paling gue dambakan: Brand Specialist / Copywriter.
Sampailah pada tahap wawancara dengan direktur. Lo paham, kan, kalau orang attracted to you, lo bakal kerasa?
Nah, itu yang gue rasakan. Gue yakin gue bakal dapet. Senin siang gue wawancara dan sang direktur sempet bilang kalau diterima atau tidaknya akan dikabarkan sore nanti.
Oke. Bhaik.
Sambil menunggu kabar, gue jalan juga dengan temen gue, Juki, yang ngekos dan kerja di daerah Pluit alias deket banget.
Pas otw balik, di Grab, gue malah dapet kabar dari perusahaan lain bahwa gue diterima. Posisinya yakni Komunikasi dan Kerja Sama.
Perusahan yang Pantai Indah Kapuk ini belum ngabarin juga. Gue bingung, dong?
Mana si perusahaan yang nerima gue ini langsung tanda tangan kontrak dan kerja besok banget. HHH.
Gue yakin banget yang Pantai Indah Kapuk ini nerima gue #pede. Tinggal gue yang perlu menentukan pilih yang mana.
Menimbang dari segala aspek (terutama jarak kantor), akhirnya gue memilih perusahaan yang udah nerima gue.
Selasa gue tanda tangan kontrak dan perkenalan. Besok sorenya (Rabu), gue ditelpon oleh perusahaan daerah Pantai Indah Kapuk tersebut. Gue gak bisa angkat karena kerja??
Keesokan harinya, gue ditelepon lagi, dan gue kabarin kalo gue baru bisa ditelepon saat jam istirahat.
Oke.
Tebakkan gue benar bahwa gue mendapatkan offering dari perusahaan tersebut. Offering yang diberikan sudah sesuai ekspektasi gue saat wawancara. Gue bilang untuk gak bisa memutuskan hari itu juga karena perlu diskusi dahulu bersama keluarga. Di akhir kalimat sang recruiter berkata, "kami sangat berharap Ibu mau bergabung perusahaan kami."
DEG LAGI.
Dengan ini, gue ingin menyampaikan surat terbuka untuk perusahaan PT Inti Berkat Jaya. Terima kasih sudah memberikan kesempatan kepada saya untuk bergabung ke perusahaan Bapak/Ibu. Saya mohon maaf karena tidak dapat menerima tawaran tersebut.
Semoga PT Inti Berkat Jaya mendapatkan kandidat terbaik sehingga perusahaan dapat lebih maju lagi.
Buat temen-temen jobseeker yang lagi nyari tentang PT Inti Berkat Jaya, I'd say that proses rekrutmen di sana sangat menyenangkan dan profesional. Kantornya juga kece banget. Juki, yang nemenin gue ke sana aja berharap kantornya mau kayak gitu.
Huhuhu. Sedih ah.
Dan saat ini gue udah satu bulan bekerja di perusahaan yang udah nerima gue duluan. Lokasinya di daerah Kuningan. Jadi kebayang, kan, perbandingan lokasi Kuningan sama PIK tuh gimana dari Bekasi? :""")
Alias, kalo di PIK gue harus siap perjalanan ngantor 2 jam lebih. Sedangkan di Kuningan, gue bangun pukul 6.15 juga masih kekejar masuk kantor pukul 8.30
Bener kata Lelo, mungkin emang belum jodoh antara gue dan posisi content writer. Even udah keterima pun (Copywriter), gue-nya dihadapkan kepada pilihan yang membuat gue untuk tidak memilih posisi tersebut
Sekian cerita perjalanan karir 2022 ini. Gue gak mau review kerjaan gue sekarang, karena nanti kayak dulu lagi.
Semoga lo yang baca mendapatkan perjalanan karir yang tepat begitupun dengan gue. Aamiin.
C u!
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment