Oh baby, with all this mess, I still save you a space Capture and try all viral photobooths or spinning spirals in the woods Wearing red, black, or blue, but the crowns are made for us two Don't mind lying on my floral, 'cause I am not bothered with your Arsenal We can replace that football team, 'cause I just want to keep the rhythm
Antara Durasi dan Apresiasi
- Get link
- X
- Other Apps
Apakah kalian pembaca Webtoon atau penikmat Webseries?
Kalau iya, lanjutin. Kalau enggak, gausah:p
Gue sebagai pembaca webtoon dan penikmat webseries, selalu banget merhatiin kolom komentar.
Konteksnya ke webtoon dulu ya. Soalnya gue tuh baca webtoon versi Indonesia dan English, jadi gue bisa menganalisis perbedaan antara kolom komentar Webtoon Indonesia, terutama The Secret of Angel, sama kolom komentar Webtoon English, Yumi's Cells. Beda? BEDA BANGETTT.
Komentar orang Indonesia kebanyakan tuh ngeluh. Contoh, "kok kependekan", "Yampon kok tiba-tiba udah abis aja!". Apalagi nih sekarang kan sistem Webtoon tuh bisa beli episode selanjutnya (paling banyak tiga episode kalo nggak salah) pake koin line. Sip. Makin menjadi-jadi deh.
"Kembalikan koin saya!!!"
atau
"Nyesel banget beli koin buat episode ini, pendek banget hiks hiks".
Pls banget nih,,,, KAN NGGAK ADA YANG MAKSA LO BELI:')
Berbeda dengan komentar di Webtoon English version, di sana tuh ga ada satupun yang bahas episodenya terlalu pendek apalagi minta dibalikin koin. Kebanyakan, komentar di english version adalah membahas isi dari komik tersebut. Mengapresiasi betapa kreatifnya author dalam mengembangkan karakter atau gimana nih nasib karakter di episode selanjutnya.
Ini juga berlaku sama webseries di Indonesia (gue belum membandingkan dengan webseries luar sih). Fokus bagian ini gue mau membahas kultur kita yang kurang mengapresiasi seorang creator.
Webseries keluar seminggu sekali, durasi 10 menit.
Coba donkk tebak apa aja komentarnya?
"Jangan remehkan kuota kami! Perpanjang durasinya!!"
"Udah nunggu satu minngu cuma nonton 10menit"
Dll
Ya, mungkin, kalimat di atas menandakan bahwa dia emang penasaran dan tertarik banget sama webseries tersebut. Namun sayangnya, kata-kata apresiasi yang diajarin pas sekolah, contohnya:
"wah keren!"
"kerja yang bagus!"
"pandai sekali kamu"
--Ga terketik satu hurufpun.
Saat dulu sebagai budak kelompok yang suka dikorbankan buat bikin design, ketika gue kelar dan upload hasil design di grup, kemudian ngedapetin respon:
"wahhh kereeen. Makasih Fla!" atau "bagus Flaaa! Makasih ya",
Ya udah seneng banget! Sudah cukup menghilangkan stress gue ngerjain design.
Walau misal, setelah apresiasi itu gue dapet revisi kaya, "Fla, itu kayanya si tulisannya terlalu kecil deh" atau "Fla, kayanya kurang ke tengah". Ya gapapa, gue tetep seneng karena udah diapresiasi sebelumnya.
Hmm kayanya emang perlu ya pembentukan etika komunikasi di kurikulum pendidikan Indonesia. Biar kalo komentar tuh mikir dulu supaya gak nyakitin orang
Gitu aja deh. Bye. Wassalam(:
Kalau iya, lanjutin. Kalau enggak, gausah:p
Gue sebagai pembaca webtoon dan penikmat webseries, selalu banget merhatiin kolom komentar.
Konteksnya ke webtoon dulu ya. Soalnya gue tuh baca webtoon versi Indonesia dan English, jadi gue bisa menganalisis perbedaan antara kolom komentar Webtoon Indonesia, terutama The Secret of Angel, sama kolom komentar Webtoon English, Yumi's Cells. Beda? BEDA BANGETTT.
Komentar orang Indonesia kebanyakan tuh ngeluh. Contoh, "kok kependekan", "Yampon kok tiba-tiba udah abis aja!". Apalagi nih sekarang kan sistem Webtoon tuh bisa beli episode selanjutnya (paling banyak tiga episode kalo nggak salah) pake koin line. Sip. Makin menjadi-jadi deh.
"Kembalikan koin saya!!!"
atau
"Nyesel banget beli koin buat episode ini, pendek banget hiks hiks".
Pls banget nih,,,, KAN NGGAK ADA YANG MAKSA LO BELI:')
Berbeda dengan komentar di Webtoon English version, di sana tuh ga ada satupun yang bahas episodenya terlalu pendek apalagi minta dibalikin koin. Kebanyakan, komentar di english version adalah membahas isi dari komik tersebut. Mengapresiasi betapa kreatifnya author dalam mengembangkan karakter atau gimana nih nasib karakter di episode selanjutnya.
Ini juga berlaku sama webseries di Indonesia (gue belum membandingkan dengan webseries luar sih). Fokus bagian ini gue mau membahas kultur kita yang kurang mengapresiasi seorang creator.
Webseries keluar seminggu sekali, durasi 10 menit.
Coba donkk tebak apa aja komentarnya?
"Jangan remehkan kuota kami! Perpanjang durasinya!!"
"Udah nunggu satu minngu cuma nonton 10menit"
Dll
Ya, mungkin, kalimat di atas menandakan bahwa dia emang penasaran dan tertarik banget sama webseries tersebut. Namun sayangnya, kata-kata apresiasi yang diajarin pas sekolah, contohnya:
"wah keren!"
"kerja yang bagus!"
"pandai sekali kamu"
--Ga terketik satu hurufpun.
Saat dulu sebagai budak kelompok yang suka dikorbankan buat bikin design, ketika gue kelar dan upload hasil design di grup, kemudian ngedapetin respon:
"wahhh kereeen. Makasih Fla!" atau "bagus Flaaa! Makasih ya",
Ya udah seneng banget! Sudah cukup menghilangkan stress gue ngerjain design.
Walau misal, setelah apresiasi itu gue dapet revisi kaya, "Fla, itu kayanya si tulisannya terlalu kecil deh" atau "Fla, kayanya kurang ke tengah". Ya gapapa, gue tetep seneng karena udah diapresiasi sebelumnya.
Hmm kayanya emang perlu ya pembentukan etika komunikasi di kurikulum pendidikan Indonesia. Biar kalo komentar tuh mikir dulu supaya gak nyakitin orang
Gitu aja deh. Bye. Wassalam(:
- Get link
- X
- Other Apps
Popular posts from this blog
Attachment Style
Hayiii! kembali lagi dengan per-tes-an duniawi~ Tes Love Language udah, DISC udah, MBTI udah. Sekarang yang lagi rame: Attachment Style. Apa sih Attachment Style? Attachment theory is a psychological theory that attempts to explain how people form and maintain relationships, particularly those between a child and their caregiver. These internal working models guide their later relationships with others, shaping how they approach intimacy, trust, and emotional regulation. Gampangnya, teori untuk mengidentifikasi tipe seseorang dalam membentuk dan memelihara hubungan. Terbagi jadi empat tipe: 1. Disorganized/fearful-avoidant 2. Avoidant/Dismissive 3. Anxious/preoccupied 4. Secure Lengkapnya ada di sini Tes ini pendekatannya ada dua yaitu hubungan kita dengan caregiver atau orang yang emang deket sama kita (ibu, ayah, pasangan) dan general . Desclaimer bahwa hasil tes ini tentu dinamis karena bergantung dari apa yang kita rasakan dan alamin saat ...
Comments
Post a Comment