Image
 Udah 27 tapi belum bikin thanks 26 dan review 2024.  On Vacay.

Tetap Cerdas Menangani Drama Selingkuh

Seperti pada judul, ya, gue akan berbagi untuk tetap berpikir kritis saat lo diselingkuhi. 

Disclaimer bahwa postingan ini gue susun dari pengalaman gue selama mengobservasi dari peristiwa di sekitar gue dan yang gue alami sendiri. 

Jadi, gue minta maaf buat siapapun yang merasa ketrigger "lo, kayanya gue, nih."

Soalnya, lagi marak banget kan, topik selingkuh.

"KENAPA CAPPADOCIA, MAS? IT'S MY DREAM. NOT HER"

Gila. Kedengeran ya suaranya?

Sebetulnya, gue nggak nonton, sih. Namun clip-nya ada di mana-mana, hehe.

Tulisan ini juga pov-nya dari gue sebagai cewek, pun referensinya: The Alpha Girl's Guide.

--

Untuk memulai pembahasan ini, mari kita mulai dengan mendefinisikan selingkuh.

Selingkuh itu yang kayak gimana, sih?

Apa batasan dari sebuah hubungan antara dua orang teman yang salah satu atau keduanya sudah punya pasangan?

Chatting-an whatsapp kah?
Ngobrol kah?
Jalan bareng kah?

Bayangin jika lo udah punya pacar, terus minta anterin pulang sama temen cowok seusai ngumpul-ngumpul. Nggak sengaja temen si ayang ngeliat dan mengadukan peristiwa tersebut ke ayang.  Ayang cemburu dan DUARR "KAMU SELINGKUHIN AKU?!"
Padahal, kenyataannya, ya lo cuma pengen irit aja. LOL.

Lanjut, mari kita tarik contoh ke cerita fiksi lain dari film bertajuk Marriage Story.

Si cowok kan digugat cerai istrinya saat itu karena ketauan affair sama rekan kerjanya. Si cowok mempertanyakan: kenapa si istri cemburu saat cowoknya having sex sama si temennya bukan saat si cowok ketawa bareng?



Nah, lo.

Oke. Kita bandingin lagi sama film fiksi lain bertajuk Newness yang sempet gue bahas juga di sini.

Melakukan hal yang sama, tapi di case Newness ini justru nggak diklaim sebagai tindakan affair?

Nah, yang membedakannya, apa, sih?

Yak! itu yang udah bisa jawab, jempol buat lo.

Ya karena case pada film Marriage Story, nggak ada definisi operasional selingkuh; Newness, ada.

Jadi, kalo ada orang yang bilang:
"Selingkuh terjadi saat kita ngumpetin hubungan atau interaksi dengan 'seseorang' dari pasangan kita"

Sederhananya, betul.

Itulah mengapa definisi selingkuh ini memang penting banget buat ditentuin saat memulai hubungan. Supaya, saat menjalani hubungan, kita udah tau batasan berteman tuh kayak gimana. Agar di kemudian hari, nggak adu argumen saat mengklaim perbuatan selingkuh.

--

Lanjut semisal kepalang diselingkuhi,,,,

Mari bersama-sama mengucapkan: NAUDZUBILLAH.

Boleh banget sedih, marah, banting pintu, robek2in foto, ngais-ngais rejeki (lah, bagus).

Tapi jangan sedikit pun ngerasa bahwa diri lo bersalah, mikir "gue kurang apa? Sampe diselingkuhin?"

NGGAK.

Lo boleh introspeksi diri. Tapi tidak dengan menyalahkan diri.

Kalopun ada kekurangan, pasangan lo harusnya mengkomunikasikannya supaya lo berubah. Bukan malah selingkuh. 



Buku Alpha Girl's Guide juga menganjurkan kita untuk tidak menyalahkan selingkuhannya.


Bahkan, a great alpha women juga nggak akan menghabiskan waktunya yang berharga buat maki-maki si cewek selingkuhannya. Ga akan tuh labrak-labrak selingkuhannnya.



Selingkuh itu kan interaksi dari dua orang. Jadi, orang lain tidak akan masuk ke rumah kalo nggak ada yang buka. Kalaupun maksa masuk dengan pintunya didobrak, ya berarti rumah ini juga lagi kosong dong, nggak ada orang?

Tadi perumpamaannya.

Mari kita tarik ke sebuah logika berpikir. Suatu hubungan, interaksi, yang terjalin antara lo dan pasangan lo ini anggaplah sebuah sistem. Jika tiba-tiba ada orang yang masuk ke sistem ini, maka perlukah lo semakin menarik dia? Dengan menanyakan atau mengonfirmasi hubungan antara dia dengan pasangan lo seperti, "Lo selingkuh sama cowok gue?"
Padahal, pertanyaan itu harusnya ditujukan ke cowok lo, bukan ke selingkuhan.

Kalau mau make sure, ya, ok. Tapi lo harus tau posisi, bahwa lo cuma ada hak nanya ke pasangan lo. Sehingga saat selingkuhan itu nggak mau jelasin, lo nggak perlu ngamuk. Dan kalaupun ada penjelasan yang lo dapetin darinya, lo harus tetap proses bersama pasangan.

Seandainya pasangan lo bohong, the trouble is on your bf. Sebaiknya, saat lo up ke pasangan, ya lo-nya udah punya bukti. Lo hanya memvalidasi bukti. Balik lagi, kalo pasangan lo bohong, the trouble is on your bf tendang dah tu cowok. Nggak tahu diuntung!

Logical fallacy terjadi apabila:
"Kamu selingkuh, kan!"
"Engga. Mana buktinya?"
"Ya coba aja kamu buktiin ke aku kalo kamu nggak selingkuh."


--

Gue nggak membenarkan perilaku orang ketiga. Tapi posisinya, kita nggak pernah tahu latar belakang si orang ketiga berhubungan sama pasangan kita seperti apa. Mungkin aja si orang ketiga emang nggak tahu kalo cowok lo udah sama lo.

Gue selalu memperhatikan bahwa opini yang dimiliki perempuan semacam ini selalu di-judge dengan, "Lo pelakor sih."

Btw, the f pelakor. Gue sama sekali nggak setuju sama terminologi pelakor–perebut laki orang. Serius, tuh, pelakor? Padahal, laki-laki bukan objek yang nggak punya akal dan pendirian buat pasrah direbut(?) 

Dan selama gue sadar dan penuh kendali, gue nggak pernah jadi orang ketiga. I mean, gue sih nggak tahu kalo mungkin ada hubungan yang mempermasalahkan gue sebagai orang ketiga tanpa sepengetahuan gue. Not my bussiness.

Gue pernah ngerasain runyamnya peristiwa ini. Kami nggak mendefinisikan selingkuh itu seperti apa sedari awal. Gue terusik akan boundaries yang kelewat–loh kok gini antara cowok gue (sekarang udah putus) dan temennya. Hal yang gue lakuin, gue bahas sama cowok gue. Gue nggak mau sama sekali 'nyentuh' temennya. Satu-satunya yang bertanggung jawab atas kekeliruan itu ya cuma cowok gue. Yang seharusnya memahami definisi "selingkuh itu yang kayak gimana" ya kami berdua. Temennya nggak ada kewajiban apapun untuk meluruskan.

Semakin ada orang lain yang terlibat, semakin 'ketariklah' mereka dalam sistem yang gue dan cowok gue jalani (saat itu).

--

Simpulannya, hal dasar yang lo harus tanami adalah percaya sama pasangan lo. Kalo lo nggak percaya–in the first place, harusnya lo nggak usah sama dia, sih.

Well, semoga postingan ini sedikit banyak membantu lo dalam menghadapi atau menghindari peristiwa mengerikan bernama selingkuh. Ingatlah, jangan mau berhubungan sama orang ketiga dan janganlah jadi orang ketiga, because u are too smart and precious buat ngadepin dan/atau jadi orang ketiga.

Apapun yang lo lakuin untuk memperbaiki  atau mempertahankan hubungan yang udah kena drama perselingkuhan adalah pilihan terbaik lo.

Gue menerima curahan hati lo ataupun diskusi mengenai topik ini. Reach me out through dm Instagram, komen di sini, atau email flamoragresa@gmail.com.

Thanks, bye!

References:
The Alpha Girl's Guide B - Henry Manampiring
Film Marriage Story
Film Newness

Comments

Popular posts from this blog

Questions

Bahas Film Maharaja